
Menjaga Kesehatan Keluarga di Inggris: Sistem, Dukungan, dan Tantangan dalam Mewujudkan Keluarga Sehat
Inggris dikenal dengan sistem kesehatannya yang komprehensif dan terorganisir. Melalui National Health Service (NHS), negara ini menawarkan layanan kesehatan gratis dan universal kepada seluruh warganya. Salah satu fokus utama dari sistem ini adalah kesehatan keluarga, yang mencakup kesehatan ibu dan anak, layanan kesehatan primer, pencegahan penyakit, serta dukungan kesehatan mental dan sosial bagi setiap anggota keluarga.
Kesehatan https://www.koisushiraleigh.com/ keluarga di Inggris bukan hanya tentang pengobatan penyakit, tetapi juga mencakup upaya menjaga keseimbangan fisik, mental, dan sosial keluarga. Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana sistem kesehatan di Inggris bekerja untuk mendukung keluarga, program-program yang tersedia, serta tantangan dan peluang yang ada di masa kini dan mendatang.
1. Sistem Layanan Kesehatan di Inggris: Fokus pada Keluarga
Inggris mengandalkan NHS (National Health Service), sistem layanan kesehatan publik yang dibiayai oleh pajak. Sistem ini memberikan pelayanan kesehatan gratis saat digunakan bagi seluruh warga negara dan penduduk tetap, termasuk untuk perawatan ibu dan anak, vaksinasi, serta pemeriksaan rutin.
Beberapa layanan utama yang mendukung kesehatan keluarga meliputi:
-
General Practitioner (GP): Dokter keluarga yang menjadi pusat layanan kesehatan primer. GP berperan penting dalam memberikan diagnosis awal, imunisasi anak, perawatan ibu hamil, serta rujukan ke spesialis.
-
Health Visitor: Profesional kesehatan yang fokus pada keluarga dengan anak usia dini, terutama bayi dan balita. Mereka memberikan panduan tentang nutrisi, menyusui, tumbuh kembang anak, dan kesehatan ibu pasca melahirkan.
-
Midwife Services: Layanan kebidanan yang disediakan untuk ibu hamil, sebelum dan sesudah melahirkan. Di Inggris, banyak proses persalinan dilakukan dengan dukungan bidan, baik di rumah sakit, klinik bersalin, atau bahkan di rumah.
-
Child Health Services: Termasuk imunisasi lengkap secara gratis, skrining perkembangan anak, layanan kesehatan gigi anak, serta edukasi kesehatan di sekolah-sekolah.
2. Kesehatan Mental dan Sosial dalam Keluarga
Pemerintah Inggris juga memberi perhatian khusus pada kesehatan mental dalam keluarga. Kesehatan mental dianggap sebagai bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan.
a. Layanan Psikologis
NHS menyediakan layanan psikologis gratis untuk anak, remaja, dan orang tua. Program seperti CAMHS (Child and Adolescent Mental Health Services) menyediakan terapi dan konseling untuk anak-anak dan remaja yang mengalami kecemasan, depresi, gangguan makan, atau trauma.
b. Dukungan untuk Orang Tua
Program parenting support ditawarkan oleh pemerintah daerah dan organisasi swasta. Kelas pengasuhan anak, dukungan untuk orang tua tunggal, serta bantuan konseling keluarga diberikan untuk menciptakan lingkungan rumah yang sehat secara emosional.
c. Layanan Sosial
Jika ada kekerasan dalam rumah tangga, kelalaian orang tua, atau kondisi berisiko lainnya, layanan sosial bekerja sama dengan polisi dan petugas medis untuk memastikan keselamatan anak dan anggota keluarga lain.
3. Pencegahan Penyakit dan Edukasi Kesehatan
Kesehatan keluarga di Inggris juga sangat menekankan pada pencegahan dan pendidikan kesehatan. NHS dan Public Health England aktif menjalankan kampanye nasional, seperti:
-
Change4Life: Kampanye untuk mendorong keluarga menerapkan pola hidup sehat melalui makanan bergizi, aktivitas fisik, dan pengurangan konsumsi gula.
-
Smoke-Free Homes: Edukasi tentang bahaya asap rokok di rumah dan perlindungan anak dari asap pasif.
-
Flu Vaccine Programme: Program vaksinasi influenza tahunan untuk anak-anak dan anggota keluarga berisiko tinggi seperti lansia dan penderita penyakit kronis.
Kampanye ini tidak hanya menyasar orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja, baik melalui sekolah, pusat kesehatan, maupun media digital.
4. Tantangan Kesehatan Keluarga di Inggris
Meskipun sistemnya relatif baik, Inggris tetap menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kesehatan keluarga:
a. Akses yang Tidak Merata
Wilayah pedesaan atau pinggiran kota terkadang mengalami kekurangan tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Waktu tunggu untuk konsultasi GP atau layanan spesialis bisa mencapai beberapa minggu.
b. Lonjakan Permintaan Layanan Kesehatan Mental
Pasca pandemi COVID-19, terjadi peningkatan signifikan dalam permintaan layanan kesehatan mental, terutama di kalangan remaja. NHS masih berjuang untuk memperluas kapasitas layanan ini.
c. Obesitas Anak
Tingkat obesitas pada anak-anak di Inggris termasuk yang tertinggi di Eropa Barat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran jangka panjang terhadap kesehatan keluarga secara keseluruhan.
d. Kesehatan Keluarga Migran
Keluarga pendatang atau imigran baru terkadang mengalami hambatan bahasa dan budaya, yang membuat mereka kesulitan mengakses layanan kesehatan secara optimal.
5. Harapan dan Inovasi Menuju Keluarga Sehat
Inggris terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan keluarga melalui inovasi seperti:
-
Digital NHS App: Aplikasi yang memungkinkan keluarga mengakses catatan kesehatan, membuat janji dengan GP, dan memantau imunisasi anak.
-
Telehealth: Konsultasi virtual dengan dokter atau psikolog yang sangat membantu keluarga dengan keterbatasan mobilitas.
-
Integrasi Pelayanan Sosial dan Medis: NHS bekerja sama dengan sekolah, lembaga sosial, dan organisasi komunitas untuk menciptakan pendekatan menyeluruh dalam menjaga kesehatan keluarga.
Kesimpulan
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Keluarga agar Terhindar dari Darah Tinggi saat Idul Adha Bakar Sate
Kesehatan keluarga di Inggris adalah salah satu prioritas nasional yang mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Dengan dukungan dari NHS dan berbagai program publik, keluarga di Inggris memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh, mulai dari masa kehamilan hingga masa kanak-kanak dan dewasa.
Meski dihadapkan pada sejumlah tantangan, Inggris menunjukkan komitmen kuat untuk membangun sistem kesehatan keluarga yang inklusif, preventif, dan berbasis komunitas. Masa depan kesehatan keluarga di Inggris tampak cerah dengan sinergi antara teknologi, pendidikan, dan pelayanan medis yang terus ditingkatkan.

Tips Menjaga Kesehatan Keluarga agar Terhindar dari Darah Tinggi saat Idul Adha Bakar Sate
Idul Adha adalah momen penuh kebahagiaan yang identik dengan semangat berbagi dan menyantap berbagai olahan daging kurban. Salah satu yang paling populer adalah sate kambing atau sapi, disajikan hangat setelah dibakar bersama keluarga. Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi daging yang berlebihan, terutama daging merah yang dibakar, bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi terutama pada orang dewasa dan lansia.
Agar momen berkumpul tetap sehat dan menyenangkan, penting bagi setiap keluarga untuk memahami cara menjaga pola makan dan gaya hidup selama perayaan Idul Adha. Berikut ini adalah beberapa tips menjaga kesehatan keluarga agar terhindar dari tekanan darah tinggi saat menikmati hidangan bakar-bakaran.
1. Batasi Konsumsi Daging Merah
Daging merah, seperti kambing dan sapi, memang kaya protein, namun juga mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi. Lemak jenuh inilah slot minimal deposit 10 ribu yang bisa memicu peningkatan kolesterol dan tekanan darah jika dikonsumsi berlebihan. Untuk menghindarinya, cukup konsumsi daging dalam porsi wajar, misalnya 3–5 tusuk sate saja per orang. Seimbangkan dengan makanan lain yang rendah lemak dan tinggi serat seperti sayur dan buah.
2. Pilih Bagian Daging yang Lebih Sehat
Tidak semua bagian daging memiliki kadar lemak yang sama. Bagian daging tanpa lemak, seperti has dalam atau bagian paha, lebih disarankan untuk dijadikan sate daripada bagian yang banyak mengandung lemak atau jeroan. Selain itu, hindari mengonsumsi kulit dan bagian gosong dari sate, karena bagian tersebut berisiko mengandung zat karsinogen akibat proses pembakaran langsung.
3. Perhatikan Cara Memasak
Cara memasak daging sangat memengaruhi kualitas gizinya. Saat membakar sate, hindari penggunaan margarin atau bumbu yang terlalu manis dan asin secara berlebihan. Bumbu kacang atau kecap bisa tetap digunakan, namun dalam jumlah sedang. Terlalu banyak sodium (garam) dari bumbu bisa memicu tekanan darah tinggi. Pilih rempah alami seperti bawang putih, ketumbar, kunyit, dan jahe yang memiliki manfaat anti-inflamasi.
4. Sajikan Sayur dan Buah Sebagai Pelengkap
Sayuran segar seperti lalapan, tomat, timun, atau selada sangat baik dikombinasikan dengan sate. Selain menambah serat, sayuran dan buah membantu menetralkan kandungan lemak dalam daging. Buah-buahan seperti semangka, jeruk, dan pisang juga membantu menghidrasi tubuh dan menyediakan kalium yang penting untuk mengatur tekanan darah.
5. Kurangi Konsumsi Minuman Manis dan Bersoda
Selama Idul Adha, banyak keluarga menyajikan minuman manis seperti sirup atau soda untuk menemani makan bersama. Meski menyegarkan, minuman ini bisa memperburuk kondisi tekanan darah, terutama jika dikonsumsi bersama makanan tinggi lemak. Sebaiknya ganti dengan air putih, infused water, atau jus buah segar tanpa gula tambahan.
6. Ajak Keluarga untuk Tetap Aktif
Setelah makan besar, jangan langsung duduk atau tiduran. Ajak anggota keluarga untuk berjalan kaki santai, membantu membersihkan area bakar-bakaran, atau sekadar bermain bersama anak-anak. Aktivitas ringan ini membantu pencernaan dan menjaga metabolisme tetap seimbang.
7. Cek Tekanan Darah Secara Rutin
Jika dalam keluarga ada yang memiliki riwayat hipertensi, sangat disarankan untuk memantau tekanan darah sebelum dan sesudah Idul Adha. Mengontrol asupan makanan dan mengecek kondisi tubuh secara berkala bisa mencegah kondisi yang lebih serius.
Penutup
Idul Adha adalah waktu yang penuh berkah dan kebersamaan. Menikmati hidangan khas seperti sate sah-sah saja, asalkan disertai dengan kontrol porsi, pilihan bahan yang sehat, dan kebiasaan hidup aktif. Dengan menerapkan tips sederhana ini, keluarga tidak hanya bisa menikmati kelezatan daging kurban, tetapi juga menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah tetap stabil. Selamat merayakan Idul Adha dengan sehat dan penuh suka cita!
BACA JUGA: Ketahui Cara Menjaga Kesehatan Keluarga untuk Kesejahteraan Bersama